Tokoh IT yang satu ini boleh jadi idola para hacker sehingga dijuluki “The Legend Hacker “, “The Most Wanted Hacker” atau “The Super Hacker” atau “The World Most Famous Hacker”, Dialah Kevin Mitnick lahir 6 Agustus 1963; umur 46 tahun) adalah seorang konsultan dan pembuat keamanan komputer. Dia adalah salah satu hacker komputer yang paling kontroversial di akhir abad ke-20, yang merupakan kriminal komputer yang paling dicari di Amerika. Berikut detail Biografi Kevin Mitnick
Kevin Mitnick Kecanduan Komputer
Karena keluarganya tidak cukup berduit untuk memiliki komputer sendiri, Mitnick mempelajari komputer dengan nongkrong di toko radioshack atau di perpustakaan umum.
Pada periode 1990-an, Mitnick mudah sekali keluar masuk sistem komputer. Namun pada akhir 1980-an ia sebenarnya ingin meninggalkan hobinya itu dan mulai mencari pekerjaan yang sah. Sayangnya, sebelum mendapatkannya, pada 1987 ia tertangkap karena menyusup perusahaan Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti lunak yang terutama bergerak di bidang sistem operasi Unix.
Ketika itu pengacara Mitncik berhasil menurunkan tuduhan kejahatan menjadi tindakan yang kurang baik, Mitnick pun hanya diganjar 3 tahun masa percobaan.
Tidak sampai setahun Mitnick kembali tersandung kasus hukum. Gara-garanya seorang teman yang komputernya ia gunakan untuk membobol komputer lain melaporkan Mitnick ke pihak berwajib. Computer yang dibobol Mitnick adalah milik Digital Equipment Corporation (DEC).
Setiap kali membobol komputer yang dilakukan Mitnick adalah mengambil code penyusun dari piranti lunak. Kode itu kemudian dia pelajari dengan sungguh-sungguh, terkadang menemukan beberapa kelemahan di dalamnya. Dalam sebuah kesempatan Mitnick hanya mengaku mengambil kode penyusun dari piranti lunak yang ia sukai atau yang menarik baginya.
Dalam kasus DEC Mitnick mendapatkan masa tahanan yang lebih berat. Ketika itu pengacaranya menyebut Mitnick memiliki “kecanduan pada komputer yang tidak bisa dihentikan”. Ia diganjar 1 tahun penjara.
Di penjara Mitnick mendapatkan pengalaman yang buruk. Pada saat itu, nama Mitnick atau yang lebih dikenal dengan nama samaran ‘the Condor’ sebagai seorang penjahat komputer demikian melegenda. Sehingga sipir di Lompoc, penjara tempat Mitnick ditahan, mengira Mitnick bisa menyusup ke dalam komputer hanya dengan berbekal suara dan telepon.
Walhasil, Mitnick bukan hanya tidak boleh menggunakan telepon, ia juga menghabiskan waktu berbulan bulan dalam ruang isolasi. Tak heran jika kemudian ia dikabarkan mengalami sedikit gangguan jiwa saat menjalani hukuman di Lompoc.
Tahun 1989 Mitnick dilepaskan dari penjara. Ia berusaha mencari pekerjaan yang resmi, namun statusnya sebagai mantan narapidana membuat Mitnick sulit mempertahankan pekerjaan.
Akhirnya ia bekerja sebagai pendulang informasi untuk kantor penyelidik kantor swasta. Tentunya ini menyeret Mitnick kembali kepada dalam dunia maya. Pada awal 1990-an, Mitnickpun dicari lagi oleh FBI. Kali ini takut akan masuk ruang isolasi selama bertahun-tahun, Mitnick memutuskan untuk kabur.
Hacking The Human Side
Keahlian Mitnick sebagai hacker tidak terbatas pada kemampuan teknis belaka. Ia merupakan seorang yang memahami betul bahwa keamanan sistem komputer terdiri dari aspek kebijakan organisasi, sumber daya manusia, proses yang terlibat serta teknologi yang digunakan.
Seandainya ia seorang pahlawan super, kemampuan utama Mitnick adalah orang yang mempraktekan ilmu social enggineering alias rekayasa sosial. Ini adalah sebuah teknik mendapatkan informasi penting, semisal password, dengan memanfaatkan kelemahan manusiawi.
Kemampuan Mitnick paling baik diilustrasikan dalam cerita berikut, cerita yang dikisahkan Mitnick sendiri pada sebuah forum online Slasdot.org
“Pada satu kesempatan, saya ditantang oleh seorang teman untuk mendapatkan nomor (telepon) Sprint Foncard-nya. Ia mengatakan akan membelikan makan malam jika saya bisa mendapatkan nomor itu. Saya tidak akan menolak makan enak, jadi saya berusaha dengan menghubungi Customer Service dan perpura-pura sebagai seorang dari bagian teknologi informasi. Saya tanyakan pada petugas yang menjawab apakah ia mengalami kesulitan pada ssitem yang digunakan. Ia bilang tidak, saya tanyakan sistem yang digunakan untuk mengakses data pelanggan, saya berpura-pura ingin memverifikasi. Ia menyebutkan nama sistemnya.”
“Setelah itu saya kembali menelepon Costumer Service dan dihubungkan dengan petugas yang berbeda. Saya bilang bahwa komputer saya rusak dan saya ingin melihat data seorang pelanggan.
Ia mengatakan data itu sudah berjibun pertanyaan. Siapa nama anda? Anda kerja buat siapa? Alamat anda dimana? Yah, seperti itulah. Karena saya kurang riset, saya mengarang nama dan tempat saja. Gagal. Ia bilang akan melaporkan telepon-telepon ini pada keamanan.”
“Karena saya mencatat namanya, saya membawa seorang teman dan memberitahukannya tentang situasi yang terjadi. Saya meminta teman itu untuk menyamar sebagai ‘penyelidik keamanan’ untuk mencatat laporan dari petugas Customer Service dan berbicara dengan petugas tadi. Sebagai ‘penyelidik’ ia mengatakan menerima laporan adanya orang berusaha mendapatkan informasi pribadinya pelanggan. Setelah tanya jawab soal telepon tadi, ‘penyelidik menanyakan apa informasi yang diminta penelepon tadi. Petugas itu bilang nomor Foncard. ‘penyelidik’ bertanya, memang berapa nomornya? Dan petugas itu memberikan nomornya. Oops. Kasus selesai”
Kevin Mitnick menjadi Buron
Sebagai buronan Mitnick sering berpindah-pindah tempat tinggal dan selalu menanggalkan berbagai kebiasaannya. Namun, satu hal yang tidak bisa ditinggalkan adalah hobinya mengoprek komputer dan jaringan Internetnya.
Bahkan beberapa keahliannya konon digunakan untuk mendapatkan identitas baru. Selama buron reputasinya semakin menjadi. Ia menjelma sebagai ‘Ninja Cyber’ yang konon bisa membobol komputer Pentagon hanya dengan remote televisi, sebuah rumor yang melebihi cerita fiksi apapun.
Mengapa Mitnick, seorang buron dalam kasus pembobolan komputer, bisa menjadi penjahat yang paling dicari? Ini tak lepas dari peran media massa. Secara khusus adalah serangkaian artikel sensasional dari John Markoff yang dimuat di New York Times.
Markoff mengutuk Mitnick bagaikan seorang teroris. Dalam sebuah pernyataan setelah lama dibebaskan, Mitnick menyebut citra dirinya yang ditampilkan Markoff bagaikan seorang teroris yang berusaha mengendalikan nuklir dunia.
“Saya seakan-akan seorang Osama bin Mitnic,” ujarnya bercanda.
Markoff menggambarkan Mitnick sebagai seorang yang mematikan, tak bisa dihentikan dan layak menjadi buronan sepuluh besar FBI maupun penegak hukum lainnya. Artikel Mafkoff, yang kadang muncul di halaman depan, menjadikan Mitnick kandidat terkuat proyek percontohan atas kejahatan cyber. Maka masa depan Mitnick dalam penjara boleh dibilang sudah dituliskan saat itu juga.
Selama menjadi buron Mitnick tetap menjalankan aksinya. Ia membobol berbagai komputer perusahaan besar. Termasuk Sun Microsystem. Ia membobol rekening seorang pada layanan penyimpanan online untuk menyimpan backup dari hasil aksinya. Sebenarnya Mitnick tidak bekerja sendirian namun saat tertangkap ia tak pernah mengungkapkan siapa saja rekannya.
Salah satu korban Mitnick adalah T. Shimomura, seorang ahli komputer yang dalam beberapa tulisan di internet diragukan kebersihannya. Ada dugaan bahwa Shimomura juga seorang hacker yang kerap melakukan perbuatan ilegal. Satu hal yang banyak disetujui adalah Shimomura memiliki sikap yang arogan dan nampaknya ingin muncul sebagai pahlawan dalam kisah perburuan Mintick.
Shimomura, Markoff dan FBI bahu membahu untuk menangkap sang buronan. Panduan dari berita sensasionalnya Mafkoff, kemampuannya hacking Shimomura dan kekuatan hukum FBI pada akhirnya melacak kediaman Mitnick.
Seperti biasanya kisah tertangkapnya seoarang buron, Mitnick melakukan keteledoran. Layanan penyimpanan yang ia gunakan rupanya memiliki program otomatis untuk mencek isi file yang disimpan. Pemilik rekening yang digunakan Mitnick mendapatkan peringatan dari sistem mengenai kapasitas berlebih. Ini adalah awal tertangkapnya Mitnick.
Mitnick mengakui bahwa dirinya ceroboh karena tidak menduga bahwa FBI, Shimomura, Markoff, dan penyedia layanan telepon selular melakukan kerja sama yang begitu erat dan terpadu.
“Operator seluler melakukan pencarian dalam database penagihan mereka terhadap dial-upke layanan Internet Netcom POP. Ini, seperti bisa diduga, membuat mereka bisa mengidentifikasi area panggilan dan nomor MIN (mobile identification number) yang saya gunakan saat itu. Karena saya kerap berganti nomor, mereka mengawasi panggilan data apapun yang terjadi di lokasi tersebut. Lalu, dengan alat Cellscope 2000 Shimomura, melacak sinyal telepon saya hingga ke lokasi yang tepat,” Mitnick menuturkan.
Dua minggu sebelum tertangkapnya Mitnick baru pindah ke Raleigh. Lokasi baru membuat kurang waspada dan ia lupa melacak jalur dial-up yang digunakannya. Beberapa jam sebelum tertangkapnya Mitnick, pelacakan dan pengawasan sedang dilakukan terhadap jalur yang ia gunakan.
Saat ia berusaha melacak sejauh mana pengawasan telah dilakukan hingga siapa dibalik pelacakan tersebut, ia mendengar ketukan pintu. Mitnick membuka pintu dan berhadapan dengan lusinan U.S Marshall dan FBI.
Penangkapan Kevint Mitnik
Sebuah ketukan terdengar dari pintu apartemennya, Kevin Mitnick membuka pintu dan mendapati lusinan agen FBI dan penegak hukum lain sudah bersiap untuk menangkapnya.
Ini adalah akhir perjalanan seorang hacker yang terpaksa buron demi menghindari hukuman penjara. Hacker yang selama masa buronannya itu telah mendapatkan status legendaris, bahkan telah tumbuh menjadi sebuah mitos yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Penangkapan yang terjadi pada 1995 itu menandai awal dari kasus penahanan yang paling kontroversial terhadap seorang pelaku kejahatan cyber. Mitnick adalah seorang penyusup pada sistem komputer dan menjelma sebagai America’s Most Wanted Hacker.
Empat Setengah Tahun Digantung
Setelah tertangkap Mitnick ditahan tanpa kemungkinan jaminan. Ia juga tak diajukan untuk pengadilan. Kurang lebih empat tahun ia habiskan tanpa kepastian. Hal ini benar-benar membuat Mitnick frustasi.
Selama dalam penjara FBI ia tak mendapatkan kesempatan mengetahui kasusnya. Bahkan, Mitnick dan pengacaranya tak bisa melihat data kasus tersebut karena terdapat di laptop dan akses laptop bagi Mitnick dianggap membahayakan. Mitnick dituding bisa membuat misil meluncur hanya berbekal laptop atau telepon. Larangan itu tetap berlaku meskipun pengacaranya menggunakan laptop tanpa modem dan kemampuan jaringan apapun.
Mitnick pada akhirnya dituding menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dollar. Mitnick menyangkalnya. Karena menurutnya perusahaan yang dirugikan bahkan tidak melaporkan kerugian tersebut dalam laporan tahunan mereka.
Kesepakatan akhir bagi Mitnick adalah pengakuan bersalah. Bersalah dalam kasus pembobolan komputer dan penyadapan jalur telepon. Mitnick menyerah dan mengikuti itu, dengan imbalan 4 tahun tahun lebih waktunya dalam penjara diperhitungkan sebagai masa tahanan. Total Mitnick dihukum adalah 5 tahun dipenjara , 4 tahun dalam tahanan yang terkatung-katung dan 1 tahun lagi sisanya.
Ia dibebaskan pada tahun 2000 dengan syarat tak boleh menyentuh komputer atau telepon. Pada tahun 2002 baru ia boleh menggunakan komputer tapi tidak yang tersambung ke Internet. Baru tahun 2003 ia menggunakan Internet lagi untuk pertama kalinya.
Sejak dibebaskan Mitnic berusaha untuk memperbaiki hidupnya. Ia menuliskan dua buku mengenai hacking, selain itu ia juga mendirikan perusahaan konsultan keamanan sendiri.
“Hacker adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya bisa digunakan lagi untuk sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat itu dibidang lain, misal perampokan etis,” ungkap Mitnick.
Hacker Kevin Mitnick Menyadap BlackBerry Presiden AS Barack Husein Obama
Kevin Mitnick mengumumkan telah menyadap BlackBerry Presiden AS, Barack Husein Obama. Meskipun sudah didesain khusus dengan super enskripsi, dia menyebut dapat melakukan penyadapan. “BlackBerry Presiden Obama bisa ditembus,” tegasnya, Sabtu pagi.
Meskipun sudah diperingatkan penasihatnya, Obama ‘ngotot’ mempertahankan PDA-nya itu. Dalam beberapa kesempatan Obama terlihat menenteng gadget-nya itu. Banyak laporan yang menyebutkan, alat komunikasi Obama itu sudah dilengkapi software super enskripsi yang didesain secara khusus.
“Enskripsi itu justru membuat usaha penjebolan lebih menantang dan pasti bisa ditembus,” kata Mitnick. Mitnick pernah diganjar lima tahun penjara, setelah mengaku salah melakukan hacking. Perusahaan yang dihacking adalah penyedia layanan telekomunikasi dan komputer terbesar di AS pada masa 1990-an.
Masa kelam itu telah lewat, dan Mitnick kini mengelola perusahaan keamanan cyber bernama Security Consulting. “Jika aku penyerang, aku akan mulai dari lingkaran teman dekat Obama, keluarga serta koleganya dan coba memanfaatkan komputer mereka,” kata Mitnick.
“Yang perlu diserang adalah email Obama yang ada di BlackBerrynya,” katanya. Menurut Mitnick orang yang dikenal Obama akan menjadi korban yang mudah diserang. Terutama perangkat komputer atau gadget yang ada di rumah, lebih mudah ditembus daripada yang digunakan di markas.
Jika alamat email Obama sudah diketahui, hacker secara teori dapat mengirim email dan dengan segala tipu daya agar Obama terjebak. Cara yang bisa dilakukan misalnya dengan memancing agar Obama mengunjungi situs tertentu yang sudah direkayasa dan terdapat kode penyerang.
Sekretaris media Gedung Putih Robert Gibbs kepada wartawan, bulan lalu mengatakan, hanya kelompok kecil kolega dan pembantu senior yang bisa bertukar informasi dengan Presiden Obama.
Chris Soghoian dari Berkman Center for Internet and Society, Universitas Harvard mengatakan, informasi yang dikirim melalui komputer lingkaran dalam Obama akan membuat presiden keturunan kulit hitam itu tidak curiga.
“Serangan langsung terjadi saat mengunjungi situs penjahat dan hanya dalam hitungan detik komputer memaksa akan men-download virus,” papar Soghoian. Soghoian mengatakan penjahat yang mengejar BlackBerry Obama bukan mencari keuntungan ekonomi. Tapi lebih pada pemerintah asing yang ingin menyadap informasi rahasia.
“Orang yang hanya ingin popular dengan menerobos BlackBerry Obama kemampuannya tidak akan cukup. Ancaman paling nyata adalah dari beberapa orang dari warnet di Rusia atau sebuah tim 60 orang yang bekerja untuk pemerintah China. Ancaman itu datang dari tim yang disponsori oleh suatu pemerintahan,” kata Soghoian.
Hacker menerobos BlacBerry Obama adalaah ancaman yang mungkin saja terjadi, kata Bill Brenner, senior editor “CSO Magazine” yang membahas masalah keamanan.
“Tidak ada keraguan ada hacker di luar sana yang akan menerobos ke BlackBerry Obama. Dalam beberapa kesempatan sudah tak terhitung orang mencoba melakukan hacking ke BlackBerry milik politisi, ponsel artis Paris Hilton serta jaringan komputer Departemen Pertahanan,” jelasnya.
Sejauh ini pejabat di pemerintahan Obama menutup mulut mengenai detail BlackBerry yang digunakan. Juga masih belum pasti apakah Obama menggunakan BlackBerry atau Sectera Edge, smartphone super aman yang disediakan oleh Lembaga Keamanan Nasional AS atau NSA.
“Tidak ada yang tahu perangkat apa yang benar-benar digunakan oleh presiden. Memang ada beberapa informasi, tapi makin sedikit informasi maka semakin baik,” kata Randy Sabett dari Sonnenschein Nath & Rosenthal LLP mantan pegawai di NSA.
Research In Motion, perusahaan Kanada yang memproduksi handset serta jaringan yang mengantarkan e-mail BlackBerry melalui servernya sendiri tidak pernah menanggapi pertanyaan seputar BlackBerry yang digunakan Obama.
Pejabat di pemerintahan Obama tampaknya mempertimbangkan potensi risiko yang mungkin terjadi. Mitnick setuju komandan keamanan mungkin menjaga sistem komunikasi yang digunakan tetap rahasia, tapi belum cukup.
“Pertanyaannya sejauh mana intelejen bisa ikut campur? Mungkin ada aturan hanya yang bukan rahasia saja yang boleh dibicarakan. Jika mendiskusikan masalah rahasia, aku jamin mereka perlu enskripsi menggunakan metode algoritma tingkat lanjut,” jelas Mitnick.
Tapi Mitnick mewanti-wanti para hacker untuk mempertimbangkan konsekuensi yang bisa didapat jika melakukan itu. “Pemerintah akan mengejar dengan kekuatan yang dipunyai,” imbuhnya.
Tapi hukuman tidak akan mencegah 100% orang berbuat kejahatan. “Tidak ada yang 100% di bidang keamanan dan orang yang mengatakan sebaliknya pasti berbohong. Dan jika jadi seorang presiden, akan selalu ada ancaman dari seseorang yang coba menerobos,” tandasnya.
Setelah mendapati account wireless provider AT&T dan informasi personalnya yang diposting ke website provider tersebut, hacker ternama Kevin Mitnick mengatakan hawa provider layanan seluler tersebut seharusnya membayar kompensasi atas masalah tersebut. Namun, pihak AT&T malah berencana untuk membatalkan kontrak Mitnick dan tidak membayar kerusakan atas pelanggaran tersebut, walaupun layanannya masih befungsi hingga Kamis (20/08) lalu.
Ketika Mitnik Sang Legenda Hacker kena Hack
“AT&T ingin saya keluar dari jaringan mereka karena mereka sebenarnya tidak dapat mengamankan account saya, dan setelah saya menjadi pelanggan yang loyal untuk beberapa decade, malah mendapat perlakuan seperti ini. Tampaknya lebih efektif dengan membuang saya ketimbang mengamankan informasi pelanggan mereka. Saya ingin me-review kontrak saya untuk melihat batasan apa saja yang ada di agreement layanan AT&T. Saya mungkin bisa mengajukan tuntutan untuk adanya invasi privacy atas kerusakan account saya dan untuk memproteksi informasi rahasia milik saya.” ungkap Mitnick.
Ironisnya, Mitnick berspekulasi bahwa siapapun yang bertanggungjawab telah menyusup ke account-nya pastI menggunakan teknik social engineering miliknya, yang pernah dibukukan dalam The Art of Deception miliknya. “Oknum tersebut mungkin membaca buku saya dan memutuskan untuk mencuri informasi saya menggunakan teknik social engineering saya karena caranya sangat mudah. Saya sudah bilang ke AT&T, namun mereka mengabaikannya. Kemungkinan lainnya dapat berimbas kepada pelanggan AT&T lainnya” jawab Mitnick.
Mitnick melancarkan komplainnya sejak Juni lalu, dan menemukan seseorang telah memposting nomor ponsel, alamat rumah, PIN, alamat email, IM, dan 4 digit terakhir dari nomor Social Security di web AT&T di bulan Maret. Ketika ia gagal mendapatkan respon dari AT&T atas komplainnya, kemudian ia memanggil pengacara untuk membayar sejumlah kerusakan atas reputasi dan hak ciptanya. Namun, menurut juru bicara AT&T, pihaknya telah menginvestigasi klaim Mitnick, dan memutuskan untuk menolak permintaan ganti rugi uang untuk Mitnick, namun membiarkan ia keluar dari kontrak, dan memilih carrier lain yang lebih nyaman baginya.
0 komentar:
Posting Komentar