A. Idiologi
Pada hakikatnya penyatuan substansi dari Idiologi dalam SCL adalah penyatuan Visi & Misi antara Kandidat yang didukung dan masyarakat yang mendukung. Analogi sederhana yang dapat dijabarkan adalah jika Visi & Misi serta Program yang ditawarkan oleh seorang kandidat Caleg dapat diterima oleh secara rasional oleh masyarakat, maka apapun yang terjadi pilihan masyarakat tidak akan penah berubah ke kandidat Caleg yang lain. Sesedarhana kebutuhan masyarakat adalah kebutuhan hidup layak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan yang harus diakomodasi oleh seorang Caleg yang dijabarkan dalam Visi & Misi serta Program yang Rasional sehingga tampa dipaksakan “Money Politik” masyarakat akan memilih dengan Ikhlas Kandidat Caleg tersebut.
Jadi seorang kandidat Caleg harus mampu menanamkan idiologi kepada masyarakat bahwa pilihan mereka tidak salah dan pilihan mereka harus juga diinformasikan kepada masyarakat yang lain. Contoh idiologi yang ditanaman dalam Jaringan Multi Level Marketing yang bisa kita duplikasi “SUKSES BERSAMA” yang terus di ajarkan oleh jaringan-jaringan di bawahnya. Sehingga wajar bila seseorang dalam jaringan multi level marketing memiliki jaringan sepuluh, seratus, bahkan ratusa ribu orang. Jika bapak/ibu seorang kandidat Caleg silahkan mencari satu Idiologi yang bisa ditanamankan kepada calon pemilih nantinya.
Politik dalam hal ini diartikan dengan sangat sederhana yakni kemampuan seorang kandidat calon Legislatif dalam mensosialisasikan diri dan membangun jaringan pemilih pada tingkatan masyarakat. Pada hakikatnya masyarakat pemilih yang saat ini sebagaian besar sudah cerdas politik tidak lagi melihat seberapa besar partai politik yang medukung seorang kandidat Caleg tersebut, tetapi masyarakat telah memilih dan melihat seberapa cerdas seorang kandidiat Caleg tersebut diterima oleh masyarakat dan mampu menampung aspirasi masyarakat. Selain itu muncul istilah dalam lingkungan masyarakat pemilih yang bernama “Money Politic” atau “Politik Uang”. Istilah ini diberikan kepada caleg yang memiliki finansial (keuangan) yang lebih dari cukup untuk membeli/menukarkan suara masyarakat pemilih dengan beberapa lembar nilai Rupiah. Namun realitas yang terjadi ternyata masyarakat pemilih lagi – lagi lebih cerdas dari seorang kandidat caleg. Hal itu dapat dibuktikan dengan plesetan yang ada dimasyarakat “ambil uangnya, jangan pilih partainya/kandidatnya”. Sehingga ada baiknya seorang kandidat Caleg mampu memanfaat keuangannya dalam melaksanakan aktifitas di dunia politik, karena saat ini terlalu banyak berkeliaran “Makelar Politik” yang memberikan “Surga Telinga” bagi para kandidiat calon legislatif.
C. Organisasi
Organisasi adalah wadah berkumpul untuk mencapai satu tujuan tertentu. Seorang kandidat caleg harus memiliki latar belakang organisasi untuk mendukung perjuangan mendapatkan tujuan. Sebenarnya partai politik juga merupakan salah satu organisasi namun saat ini elektabilitas dan popularitas sebuah partai politik sebagai satu organisasi sudah mulai jelek dimata masyarakat pemilih. Hal itu bukan diakibatkan oleh organisasinya tetapi kader didalamnya yang merusak citra organisasi. Sehingga seorang kandidat caleg sebaiknya memiliki organisasi organisasi lain sebagai pendukung yang bisa memberikan citra positif kepada masyarakat pemilih, selain organisasi politik yang digeluti saat ini. Organisasi tersebut bisa melalui organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, organisasi keprofesian, organisasi kewirausahaan, maupun organisasi organisasi yang lain yang bisa masuk dan diterima oleh masyarakat pemilih.
D. Strategi
Strategi dalam suksesi calon legislatif adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang ingin dicapai. Setiap kandidat caleg menggunkan beberapa macam strategi untuk memperkenalkan profil mereka kepada masyarakat pemilih, sehingga dapat menimbulkan kesan bahwa mereka adalah kandidat yang pantas dipilih sebagai penampung aspirasi masyarakat.
Dalam setiap pertarungan suksesi calon legislatif, dibutuhkan ide kreatifitas dan inovatif untuk menentukan strategi yang efektif dan efisien untuk digunakan, sehingga kandidat caleg akan lebih mudah untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai sebagai wakil rakyat atau penampung aspirasi rakyat.
Sebagian besar kandidat caleg masih menggunakan strategi mempublikasikan diri melalui media cetak (Baliho, Kartu Nama, Spanduk, Stiker, Branding Kendaraan) maupun media elektrotik (iklan radio dan TV lokal maupun nasional). Yang pada dasarnya strategi strategi seperti ini sudah tidak efektif lagi dikalangan masyarakat pemilih. Maka daripada itu, diharapkan kepada Tim pemenangan atau Tim suksesi kandidat calon legislatif agar bisa lebih kreatif dalam menentukan strategi strategi yang akan diterapkan nantinya dan tidak melanggar etika sosial dalam suksesi calon legislatif nantinya. Seperti istilah beberapa kandidat calon legislatif “silahkan melakukan 1001 cara dalam pemilihan calon legislatif 2014, daripada saudara menyesal tidak di kursi panas selama 5 tahun”.
E. Taktik
Taktik dalam suksesi calon legislatif adalah langkah langkah atau tidakan yang dilakukan dalam mengaplikasikan strategi yang telah diterapkan sebelumnya. Beberapa strategi yang telah dibuat oleh kandidat caleg pada dasarnya sangat baik, namun pada pelaksanaan taktik tidak sesuai dengan tindakan yang diharapkan, sehingga tujuan yang diharapkan juga tidak maksimal.
Seorang kandidat caleg selain menentukan strategi yang akan digunakan juga harus menentukan taktik/langkah/tindakan yang harus dijalankan. Pemetaan situasi dan analisis masyarakat pemilih juga merupakan salah satu faktor pendukung suksesnya strategi dan taktik dalam suksesi calon legislatif. Contoh sederhana dalam penerapan strategi dalam bentuk tindakan kongkrit adalah seorang kandidat caleg, telah membuat kartu nama terbatas, namun dengan langkah dan tindakan yang jelas membentuk satu bagian tim suksesi yang hanya bertugas membagikan, menjelaskan serta memperkenalkan profil kandidat melalui kartu nama dapat menjadikan profil kadidat caleg tersebut tepat sasaran kepada masyarakat pemilih. Sebaliknya walaupun seorang kandidat caleg membuat kartu nama sebanyak banyaknya, namun hanya dibagikan atau dihambur hamburkan juga tidak tidak efisien dan efekti, sehingga pesan atau profil kandidat caleg tersebut tidak tersampaikan dengan baik kepada masyarakat pemilih.
(catatan : Strategi dan taktik : edifikasi dan duplikasi)
Beberapa pertanyaan yang perlu Bapak/Ibu kandidat Calon legislatif perlu jawab dalam hati serta didiskusikan dengan tim pemenangan yang telah ada :
1. Apakah Bapak/Ibu Kandidat Caleg telah menentukan satu idiologi yang akan dibangun bersama masyarakat pemilih saat ini???
2. Apakah Bapak/Ibu Kandidat Caleg telah menentukan arah politik yang jelas untuk mensosialisasikan diri untuk mencapai maksud dan tujuan anda???
3. Apakah Bapak/Ibu Kandidat Caleg telah memiliki organisasi organisasi pendukung yang dapat memberikan citra yang baik kepada masyarakat pemilih???
4. Apakah Bapak/Ibu Kandidat Caleg telah menenapkan strategi untuk menyampaikan profil kepada masyarakat pemilih secara efektif dan efisien?
5. Apakah Presentase Progres Taktik Bapak/Ibu Kandidat Caleg yang dilakukan saat ini telah maksimal???
0 komentar:
Posting Komentar